![]() |
sumber gambar: http://www.batumalang.com/museum-kesehatan-jiwa/ |
Lawang
adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Malang. Lawang dalam bahasa Jawa artinya
pintu. Kecamatan ini dinamakan Lawang karena dulunya jadi gerbang masuk ke kerajaan Singhasari atau
sekarang dikenal sebagai Kecamatan Singosari. Lawang kini dikenal sebagai
tempat wisata, tempat rehat sejenak sebelum melaju kembali ke Malang atau
Surabaya, tempat belanja oleh-oleh di Pasar Lawang (yang terbakar hampir dua
pertiga bangunan pasar, kemarin Rabu, 17 April 2019), dan rumah sakit jiwanya.
![]() |
Dr. Radjiman Wediodiningrat yang namanya jadi nama RSJ dok. pribadi |
Ketika pindah ke Lawang, tempat yang menarik perhatian saya
adalah sebuah museum kecil di Desa Sumberporong yang seperti biasa, sepi mamring.
Kebetulan tempat tinggal saya melewati RSJ, jadi tentu saja hampir tiap hari
melewati museum ini. Terletak di tepi jalan di seberang Rumah Sakit Jiwa Lawang,
museum ini dinamakan Museum Kesehatan Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat. Isi
museum khusus tentang segala hal yang berkaitan dengan pengobatan dan perawatan
pasien dengan gangguan kejiwaan.
Museum ini adalah
bagian dari Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wedyodiningrat. Lokasinya
berseberangan dari gedung utama bangunan RSJ (rumah sakit jiwa). Alamatnya di Jalan Ahmad Yani No. 1 Desa Sumberporong, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Sangat mudah untuk menemukan museum ini. Patokannya gedung RSJ.
Jika ingin menuju ke museum ini dari Surabaya bisa menggunakan kendaraan pribadi mengarah ke Malang. Ketika sudah melewati Kebun raya Purwodadi waktunya untuk bersiap-siap. Sesudah kebun raya, di kiri jalan Sahabat akan menemukan restoran Bakpao Telo di kiri jalan tepat sebelum jembatan layang. Masuk saja ke jalan kecil tepat di sebelahnya lalu terus meluncur ke arah timur. Museum ini terletak id sebelah kanan jalan bersebelahan dengan bangunan TK sebelum gerbang gapura RSJ.
Jika menggunakan kendaraan umum bisa naik bus jurusan Malang dan minta turun di Simping atau Bakpao Telo. Berjalan sedikit ada pangkalan ojek. Naik ojek dari ujung jalan ke museum cukup 5000 rupiah saja. Atau jika bus tidak mau berhenti di SImping, karena jalan menanjak, maka turun saja di Pasar Lawang dan lanjutkan dengan menumpang ojek di sana. Jika ingin naik GOJEK atau GRAb harus berjalan menjauhi pasar ya karena sekitar Pasar Lawang ada larangan ojek online mengambil penumpang.
![]() |
catatan pasien RSJ dok.pribadi |
Siapa sangka
RSJ ternyata sudah berumur seabad lebih. Pemerintah Belanda sendiri mulai
membangun rumah sakit untuk penyandang gangguan mental dalam masa penjajahannya
di Indonesia, yaitu di tahun 1824 di Jakarta. Untuk merawat bangsa Eropa yang
mengalami gangguan mental, pemerintah kolonial merawat pasiendi rumah sakit
militer di Jakarta, Semarang, dan Surabaya sejak tahun 1831. Lalu sejak tanggal
23 Juni 1902 RSJ di Sumber Porong, Lawang didirikan.
Ketika memasuki museum, suasana sepi seperti umumnya museum lain
yang pernah saya datangi selalu menyambut pengunjung. Yang menyenangkan adalah
ketika saya berkunjung walaupun hanya berdua dengan suami, ada petugas museum
yang langsung mendatangi dan menjelaskan berbagai hal tentang benda-benda
koleksi museum. Saya menghabiskan waktu kurang lebih hampir satu jam. Memasuki
ruang demi ruang yang berisi klasifikasi barang-barang koleksi museum dengan
tetap didampingi oleh petugas museum yang selalu menjelaskan bagaimana koleksi
itu didapat, cerita menarik dari barang-barang koleksi dan sebagainya.
Aneka koleksi menarik yang berkaitan dengan perawatan pasien dan
kegiatan sehari-hari RSJ ada di museum ini. Ada lonceng raksasa yang dulu
dibunyikan sebagai penanda waktu makan bagi pasien, meja pimpinan yang usianya
sudah lebih dari 100 tahun tapi tetap terawat, foto direktur pertama sampai
sekarang, peralatan-peralatan yang digunakan untuk pengobatan, rekam medis
jadul dengan deskripsi kasus dan pasien yang sederhana, alat pasung yang masih
dipakai orang awam dengan keluarga penyandang gangguan mental, mesin operator
telepon jadul dan banyak lainnya.
![]() |
alat pembasuh luka dok.pribadi |
Salah satu koleksi yang paling banyak menimbulkan tanda
tanya adalah koleksi pisau pengiris otak. Tidak ada keterangan bagaimana cara
penggunaan pisau ini dan otak siapa yang diiris-iris, apakah otak pasien atau
lainnya. Koleksi lain yang menantang adalah koleksi janin dalam
toples. Tidak diketahui janin siapa itu, tapi koleksi ini menjadi upaya untuk
menunjukkan bagaimana dulu dilakukan penelitian tentang kesehatan manusia
kemudian menjadi pijakan bagi ilmu kedokteran saat ini. Ada juga proyektor film yang ukurannya luar biasa besar di sini. Nonton film adalah salah satu
kegiatan penyembuhan secara rekreatif yang dianggap mampu menyembuhkan pasien
gangguan mental.
Hal yang menarik bagi saya adalah ketika saya melihat hasil
karya pasien dengan gangguan mental. Beberapa hasil karya dipajang di bagian
bangunan paling belakang. Aneka Karya lukisan dari pasienmenjadi sarana untuk
menuangkan isi pikiran dan sebagai bentuk perasaan jiwa. Misalnya salah satu
lukisan berbentuk sandal dan bukan hanya satu sandal tetapi dua sandal,
keduanya sandal sebelah kiri. Lukisan ini dibuat oleh pasien mempunyai
penyimpangan seksual, dia adalah penyuka sesama jenis dan buatnya ia menggambarkan
hidup dengan pasangannya, serupa seperti sandal yang selalu berpasangan.
![]() |
hasil lukisan pasien RSJ dok.pribadi |
Mengunjungi museum ini bisa menambah pemahaman tentang
RSJ, perawatan pasien dengan gangguan mental, dan juga tentunya wisata sejarah.
Di museum ini kita diperkenankan untuk mengambil gambar di dalam ruangan
museum. Museum buka hari Senin sampai Jumat mulai jam 08:00 – 15:00 dan gratis.
Tertarik untuk berkunjung ke museum ini? Bisa juga mengajak buah hati kita di
libur sekolah mendatang loh. Sempatkan waktu di hari dan jam kerja museum ya.
Tulisan ini sudah saya sunting ulang. Postingan saya dengan judul yang sama pernah dipublikasikan di blog literaksiriview
1 Comments
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete